Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan merelokasi fasilitas umum yang terdampak banjir seperti sekolah dan puskesmas, karena sepanjang tahun 2022 ini, setidaknya sudah tiga kali terjadi banjir, khususnya di wilayah utara yang telah membuat pelayanan fasiltas itu jadi terganggu.

"Kami akan mempersiapkan rencana relokasi fasilitas umum (Fasum) yang terdampak banjir seperti  sekolah dan Puskesamas secara bertahap ke lokasi yang aman dari banjir, karena tahun ini sudah tiga kali banjir dan membuat pelayanan terhadap fasilitas tersebut jadi terganggu," kata Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor, Kamis (13/10). Dirinya minta kepala Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan DPUPRPRKP agar segera menginventarisasi fasilitas umum dan fasilitas sosial, termasuk infrastruktur dan lahan pertanian yang terdampak banjir. Persiapan langkah-langkah penanganannya, kemudian diusulkan di tahun anggaran 2023, baik melalui APBN, APBD provinsi maupun APBD Kabupaten.

"Relokasi fasilitas umum sangat diperlukan karena banjir diperkirakan akan sering terjadi di wilayah yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya, Untuk itu perlu direlokasi agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu saat banjir terjadi," ucap Halikin.  Ia mengatakan tahun 2022 ini relokasi mulai dilakukan terhadap Puskesmas Tumbang Penyahuan Kecamatan Bukit Santuai, dan saat ini pembangunannya sedang berlangsung, diharapkan pbangunanya  rampung sesuai target sehingga pada tahun 2023 nanti sudah dapat digunakan.

"Saya minta Dinas Kesehatan dan pendididkan untuk segera mempersiapkan data terkait dengan tenaga kesehatan dan sarana prasarana penunjangnya yang dirinci sampai tingkat desa dan kecamatan," ujar Halikin. Mantan sekertaris daerah ini juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera mempersiapkan data terkait masyarakat yang terdampak banjir khususnya yang berada di bantaran sungai mulai dari hilir sampai hulu serta dirumuskan langkah-langkah penanganannya baik melalui APBD ataupun APBN serta kepedulian dari pihak perusahaan swasta. "Kita ketahui banjir merendam 27 desa di enam kecamatan. Dan banjir menyebabkan dampak terhadap 1.793 Kepala keluarga, 6.804 jiwa, 1.295 rumah, 12 rumah ibadah, delapan sekolah dan tiga fasilitas kesehatan," tutupnya. (**)